Ads 468x60px

Rabu, 29 Februari 2012

Kumpulan Cerpen Terbaru

Kejadian : Pada hari itu aku mengikuti les di sekolahanku. Yang dilaksanakan pukul 05.30 WIB, karena aku tidak mau telat pada les tersebut. Aku minta tolong kepada ibuku untuk mengantarkan aku. Saat waktunya pulang tiba. Aku berencana untuk pulang bersama Kakak Marwah. Ternyata saat Kak Marwah berangkat sekolah tadi memakai sepedaku, karena sepedanya bocor. Sepedaku yang di bawa Kak Marwah itupun juga ikut bocor. Lalu sepedanya kami titipkan ke rumah temanku. Saat tiba di rumah aku mengatakan kepada ibuku kejadian yang aku alami tadi di sekolahan. Sama ibu aku di beritahukan kepada ayahku. Aku langsung di ajak sama ayah aku mengambil sepeda. Saat perjalanan pulang ban montor yang kami naiki ikut bocor apalagi saat itu dalam keadaan hujan deras.

 Tak Menyangka
           Hari senin itu, pukul 05.00 pagi. Bukan bangun tidurku yang biasanya. Karena aku akan mengikuti bimbingan belajar di sekalahku. Bimbingan untuk pembekalanku menghadapi UN. Pukul 04.45 pagi aku sudah bersiap-siap berangkat ke sekolah, karena masuknya pukul 05.30. Ketika aku akan berangkat, ibu sudah menyiapkan sarapan untukku di dapur.
 “ Syafa ..ayo sarapan dulu”. Perintah ibuku.
          Akupun duduk di tempat makan dan memakan makanan yang di masak ibuku. Sedapnya masakan ibu membuatku lupa dengan segalanya. Saat aku menengok kanan terlihat pukul 05.20 WIB.  “ Masya’allah…..aku bisa telat nih.” Ucapku dengan perasaan kaget. Karena aku tidak ingin terlambat, aku meminta tolong sama ibuku untuk mengantarkanku. Tiba di sekolahan terdengar suara bel sudah dibunyikan. Aku meminta izin kepada ibuku dan langsung menuju ke kelas dengan keringan ditubuhku. Setelah bimbingan belajar selesai, aku beristirahat sebentar. Bel istirahat usai dibunyikan. Akupun masuk kelas. Aku mengikuti pelajaran sampai akhir. Utungnya, tidak ada satupun kesialan yang terjadi sampai sekolah usai.
          Pulang sekolah aku akan berboncengan dengan adik kelasku yaitu Kak Marwah. Akupun menuju ke kelasnya. “ Kak ayo pulang….tapi temen-temen kok belum kesini.” Ajakku. “ iya kita tunggu dulu.” Jawabnya. Setelah teman-teman berkumpul kami langsung menuju ke parkiran untuk mengambil sepeda. Ternyata Kak Marwah tadi berangkat memakai sepedaku karena sepedanya bocor. Di perjalanku menuju ke parkiran, aku dan Kak Marwah saling lempar melempar yang membonceng duluan siapa.
 “ Kak..aku di bonceng duluan ya nanti gentian aku yang membonceng.” Ujarku. “ Oh tak bisaaa…!!!! Kamu yang harus duluan bonceng aku.” Jawabnya. Dan kami masih saling lempar-melemparkan siapa yang memboncenh duluan. Setiba di parkiran Kak marwah kaget.
 “ Haaaaa… bannyaa.” Kata kak marwah. Aku langsung menengok ke arah ban sepeda.
 “ Haaa…, bannnya kempesss….gimana ini ????????”
Kami bingung dibawa kemana sepeda ini, mau di bawa ke bengkel atau ke rumah temenku. Tapi kalau ku bawa ke bengkel masalahnya aku tidak tahu dimana tempat bengkelnya. Kemudian aku memutuskan untuk menitipkan sepeda ke rumah temenku yang rumahnya dekat sekolahku. Jadi aku pulang dibonceng sama temenku Rasha, dan Kak Marwah dibonceng sama Rena. Di tengah perjalanan aku ganti membonceng Rasha. Perlahan demi perlahan sepeda ku kayuh dengan semangat walau sinar surya siang itu sangat panas. Tak lama kemudian aku sampai di rumah. Akupun langsung berganti baju. Kemudian mengatakan kepada ibuku.
 “ Bu sepeda aku tadi kempes di sekolah, sekarang sepedanya aku titipkan ke rumah temenku.” Ucapku. Ibu menjawab “ rumahnya mana… nanti biar di ambil sama ayah kamu.” ( ibu sambil menyisir rambutnya ). “ deket sekolahku bu, nanti aku ikut aja waktu mengambilnya.” Jawabku.
          Ketika aku keluar dari rumah, langit gelap sekali. Aku berdo’a agar jangan turun hujan dulu. “ Ya Allah….jangan Engkau turunkan hujan dulu Ya Allah.”
Saat itu aku di luar rumah duduk-duduk sama kakak-kakak dan adik aku. Kakak ku bertanya sama aku.
 “ Fa tadi kamu pulang kok berboncengan sama Rasha. Dimana sepeda kamu yang di bawa Marwah tadi pagi.” Aku menjawab pertanyaan kakakku. “ tadi sepedaku kempes bannya jadi aku titipkan ke rumah temen aku yang deket sama sekolahan.”
Kemudian ayahku memanggilku.
 “ Fa….Syafa !!!!!!!!.” panggilnya.
 “Iya yah..  !!!? ada apa….?”  Jawabku.
 “ Ayo kita ambil sepeda kamu.” Ajak ayahku.
Hujan gerimis saat itu, tapi tak menjadi alasan untuk tidak mengambil sepedanya. Kamipun berangkat mengambilnya. Di tengah-tengah perjalanan hujan turun sangat lebat tapi aku dan ayahku tetap melaju terus. Bajuku menjadi basah kuyup. Tiba di sana aku langsung ke rumahnya.
 “ Assalamu’alaikum.” Salamku  di depan pintu.
 “ Wa’alaikum sallam.” Jawab ayah temanku.
 “ Pak saya mau mengambil sepeda yang saya titipka tadi siang.” Ucapku .
 “ Oh silahkan, ini mbak sepedanya.”
 “ Terima kasih ya pak.” Ucapan terima kasihku. “ Iya sama-sama….” Ucapnya terima kasih kembali.
          Ayahku membawa sepedaku dan aku membonceng ayahku. Aku mulai menjalankan sepeda montornya. Hujan pada saat itu masih deras sekali. Derasnya air hujan menetesi wajahku sehingga mengganggu perjalananku. Di tengah perjalanan montor yang aku dan ayahku naiki bergoyang-goyang. “ Yah.. ada apa ini !!!” tanyaku. “ Wahh gawat jangan-jamgan montornya ikut bocor, coba berhenti dulu.” Kata ayahku. Aku menghentikan montornya. Dan ternyata betul yang  ditebak ayahku, montornya juga ikut bocor. Aku dan ayahku bingung. Apa lagi hujannya deras sekali.
 “ Fa..tempat penambalan ban di sini, dimana ya.” Tanya ayahku
 “ Aku nggak tahu yah, bagaimana ini.” Jawabku
Kemudian montornya dibawa  sama ayah aku dan sepedanya juga kubawa sambil berjalan. Saat itu ada anak kecil bertanya kepadaku. “ Ada apa mbak .” lalu aku menjawab “ Bannya bocor ni dek, tempat penambal ban dimana ya…???”
Aku di tunjukkan tempat tambal ban. “ ini mbak tempatnya.” Tapi saat itu ayahku berjalan terlebih dahulu. Lalu aku menyusulnya.
 “ Yah tadi disana ada tempat penambalan ban.”
 “ Dimana…kok nggak bilang sama ayah.” Tanya ayah
 “ Aku kira ayah sudah tahu, trus  tidak jadi menambalkan bannyaa.” Tegasku
 “ Ya sudahlah ayo kita lanjutin perjalanannya.”
          Ayahku berjalan di depan dan aku menyusulnya di belakang. Sedikit demi sedikit  jarak yang aku tempuh akhirnya semakin dekat. Tak lama kemudian akhirnya sampailah di rumah. Ayahku langsung menambal banya. Dan pergi ke belakang untuk mandi. Aku tak menyangka pada hari itu kesialan yang aku alami  berturut-turut menimpaku. Benar-benar hari yang menyialkan dan melelahkan. Tapi aku mengambil hikmah dari semua kejadian hari itu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika Artikel Forum Komunitas Ilmu Bermanfaat Untuk Anda Silahkan Masukkan Email Valid Anda Untuk Medapat Update Terbaru Dari Kami Terimakasih

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner


Tukar link atau disebut Link Exchange adalah untuk memper,erat tali persaudaraan diantara sesama blogger karna itulah jika sobat blogger ada yang  ingin Tukar Link dengan Forum Komunitas Ilmu silahkan anda copy Link kami dibawah ini:


Link Forum Komunitas Ilmu

Banner Forum Komunitas Ilmu
Photobucket


Dimohon perhatianya kalau anda pasang link saya disidebar saya juga pasang disidebar tapi......!kalau anda pasang di postingan saya juga pasang dipostingan sebelumnya minta maaf dan terima kasih.
NB:kalau link saya anda hapus link anda juga saya hapus.

Link Sahabat Blogger