Pada suatu hari ada sebuah keluarga yang hidup sederhana.
Janda dengan dua putri. Putri sulungnya sangat keras kepala, susah diatur dan
suka berfoya-foya. Sedangkan putri bungsunya baik hati dan selalu menjaga
ibunya. Ibu dengan dua putri tersebut bernama Siti Aminah. Putri sulungnya
bernama Vita dan putri bungsunya bernama Fitria.
Vita :
Bu…. Ibu …. Mana sich ibu dipanggil nggak nyaut-nyaut. ( teriak Vita )
Ibu :
Ada apa nak ?
Vita :
aku mau minta uang.
Ibu :
Buat apa nak ? Ibu lagi nggak punya uang.
Vita :
Jangan bohong bu. Ibu pasti punya simpanan uang.
Ibu :
Beneran nak. Ibu nggak ada uang.
Vita :
Sudahlah bu, ibu nggak usah bohong. Aku tahu kalau ibu punya tabungan.
Ibu :
Tabungan ibu sudah habis nak soalnya buat biaya sekolah adikmu.
Vita :
Oh…. Awas saja bu. Aku akan cari di lemari ibu. ( dengan wajah yang kesal Vita mengobrak
– ngabrik lemari ibunya )
Ibu :
Nak jangan.
Vita :
Ini apa bu. Ibu berani bohong ya sama Vita.
Ibu ;
Nak, uang itu buat kehidupan sehari-hari.
Vita :
Ibu kan bisa kerja lagi. Vita butuh uang banyak buat kepentingan Vita.
Ibu :
Tapi nak. Besok kita mau makan pakai apa kalau uangnya kamu ambil semua.
Vita :
Itu terserah ibu Aku nggak mau tahu.
Fitria :
Assalamualaikum. (Fitria baru pulang dari sekolah )
Ibu :
Waalaikumsalam. Sudah pulang nak.
Fitria :
Sudah bu. Ibu kenapa menangis ?
Ibu :
Nggak ada apa-apa kok nak.
Fitria :
Kakak… Kakak ya yang buat ibu menangis ? ( tanya Fitria )
Vita :
Kalau ya kenapa ???
Fitria :
Kakak jahat banget sama ibu, padahal ibu yang telah ngebasarin kakak.
Vita :
Sudahlah anak kecil nggak usah ikut campur. ( Vita keluar rumah )
Selang beberapa
waktu teman Fitria datang ke rumah untuk mengerjakan tugas. Mereka bernama Ani
dan Ita.
Ani dan Ita : Assalamualaikum.
Ibu :
Waalaikumsalam. Eh…. Ani, Ita silakan duduk. Fitrianya masih ada di belakang.
Ani dan Ita ; Ya
ibu, terima kasih.
Ibu :
Fitria ….. Fitria. Sini nak, ini ada Ani dan Ita. ( teriak ibu memanggil Fitria
)
Fitria :
Ya bu. ( Fitria jalan menghampiri ibu, Ani dan Ita )
Ani dan Ita : Hi
….
Kita jadi kan ngerjain tugas bareng.
Fitria :
jadi donk !!!
Ya
sudah ayo kita mulai.
Ani dan Ita : Ayo
….!
Beberapa saat
kemudian Vita dan temannya datang ke rumah. Temannya Vita bernama Nandini.
Vita :
Eh… Fitria ibu mana ?
Nandini :
Ya…. Ibu kamu mana ?
Fitria :
nggak tahu.
Vita :
Kamu tu ya ditanya kakak jawab seperti itu, nggak sopan.
Fitria :
Kenapa aku harus sopan. Kakak aja nggak pernah sopan sama ibu.
Vita :
Eh…. Anak kecil dibilangin malah nyolot.
Ibu : Ada apa nak ? kok kalian
bertengkar. Apa kalian nggak malu sama teman-teman kalian ?
Vita : Nah… Ini ibu. Ibu Vita mau
minta uang.
Ibu : Uang apa lagi nak. Ibu
sudah nggak punya uang lagi soalnya uangnya sudah kamu ambil semua.
Vita : Oh… jadi ibu nggak mau ngasih
uang Vita. Baiklah aku akan pergi dari sini dan aku nggak mau jadi anaknya
orang mlarat seperti ibu.
Ibu : Jangan nak. Kamu jangan
pergi. Ibu sayang sama kamu, ibu nggak mau kehilangan kamu.
Vita : Kalau ibu sayang sama aku
seharusnya ibu ngasih uang aku.
Fitria : Kakak ini sudah dibilangin
kalau ibu nggak punya uang, tetep aja maksa ibu buat ngasih uang.
Vita ; Kamu jangan ikut campur
urusan kakak.
Nandini : Vit aku laper pengen makan.
Vita : Ya… Kamu ke dapur sana.
Nandini : Vit … Vita…. ( teriak Nandini )
Vita : Ada apa ???
Nandini : Mana makanannya. Orang disini
kosong, nggak ada apa-apa.
Vita : Bu… Ibu. ( teriak Vita )
Ibu : Ada apa nak ?
Vita : Makanannya mana ? Aku sama
temanku laper bu.
Ibu : Ibu nggak masak nak,
soalnya ibu nggak punya uang buat beli bahan makanan.
Vita : lha terus kita gimana ? Kita
tu kelaperan bu. Kita pengen makan. Aku nggak mau tahu, pokoknya ibu harus
nyiapin makanan sekrang juga.
Ani dan Ita : Fitria kita pulang dulu ya.
Fitria : Iya… Maaf ya tadi aku dan
kakakku berantem didepan kalian.
Ani dan Ita : Ya… Nggak apa-apa. Ya… sudah kami pulang
dulu. Assalamualaikum.
Fitria : Ya… Waalaikumsalam.
Ibu : Fitria bantuin ibu nyiapin
makanan buat kakakmu.
Fitria : Memangnya ibu punya uang buat
beli bahan makanan.
Ibu : Ini ibu ada sedikit uang.
Ayo nak kita mulai masaknya.
Fitria : Ya… bu.
Selama ibu dan Fitria sibuk memasak, Vita
dan Nandni bersantai-santai di teras rumah.
Nandini : Eh… Vit ibu kamu udah selesai belum
masaknya soalnya aku ini laper banget.
Vita : Ya … Aku tanyakan dulu.
Ibu… Ibu masaknya sudah
selesai belum ?
Ibu : Belum nak. Sebentar lagi.
Vita : Cepat bu masaknya. Vita sudah
banget nich…
Fitria : Kakak tu jangan bisanya
perintah ibu aja. Bantuin ibu gitu biar cepat selesai.
Vita : Eh… Kamu. Kamu kan udah
bantuin ibu, kenapa kakak harus ikut bantuin ibu. Kakak tu capek tahu nggak
sich.
Fitria : Capek ngapain kak, kerjaan
kakak kan cuma makan, tidur dan main aja.
Vita : Biarin aja ibu aja nggak
marah sama kakak.
Fitria : Ya lach ibu nggak marah
soalnya ibu kan sayang sama kakak. Kakak nggak pernah ya ngrasain sedikit kasih
sayang dari ibu ?
Vita : Kalau ibu sayang sama aku,
seharusnya ibu mencukupi kebutuhanku.
Fitria : Kakak tu selalu nganggap kalau
kakak tu orang kaya. Kakak lihat donk gimana susahnya ibu ngebesarin kita
sendirian. Kita tu udah lama ditinggal sama ayah kita. Seharusnya sebagai anak
yang tertua tu harus bisa bantuin ibu. Nggak malah bisanya nyakitin hatinya ibu
aja.
Vita : Eh… Kamu nggak usah banyak
omong ya.
Ibu : Udah nak, kalian jangan
berantem lagi. Vita masakannya udah siap, kalian silakan makan.
Vita : Nandini sini makanannya udah
siap.
Nandini : Ok.
Setelah Vita dan Nandini makan, mereka
langsung pergi.
Nandini : Ayo Vit kita pergi.
Vita : Ayo.
Bu Vita mau pergi dulu
sama Nandini.
Ibu : Pergi kemana nak ?
Vita : Main lach bu. Kayak nggak
ngerti anak muda aja.
Ibu : Tapi nak kalau pulang
jangan malam-malam ya.
Fitria : Sana pergi. Sekalian aja nggak
usah pulang.
Ibu : Fitri, kamu nggak boleh
ngomong seperti itu sama kakakmu.
Fitria : Biarin aja. Aku tu udah kesel
banget sama kakak. Dia tu nggak pernah peduli sama kita, buat apa kita peduli
ama dia.
Ibu ;
Jangan bilang gitu nak.
Fitria : Kenapa sich ibu selalu belain
kakak. Ibu seharusnya sadar kalau anak ibu yang satu ini tu kurang ajar sama
ibu. Udah lach ibu nggak usah peduliin dia, nggak usah belain dia lagi. Fitria
udah nggak mau punya kakak lagi yang seperti dia.
Ibu : Udah nak kamu jangan bilang
gitu.
Vita : Ya… udah kalau kamu nggak mau
punya kakak seperti kakak. Aku juga nggak mau punya adik kayak kamu. Kamu tu
selalu aja ikut campur urusanku.
Ibu : Vita, Fitria, kalian jangan
bertengkar terus. Kalau kalian bertengkar kayak gini rasanya hati ibu sakit
melihat anak-anak ibu pada berantem. Ibu sayang sama kalian semua.
Vita : Sayang apaan. Kalau ibu
sayang sama aku, kenapa ibu nggak pernah bisa ngasih apa yang aku mau.
Fitria : Itu bu, anak ibu yang ibu
sayang sikapnya kayak setan aja. Udah nggak pernah menghormati ibu, nggak
pernah menghargai ibu. Pokoknya dia tu jahat banget sama kita, bu.
Ibu : Udah lach nak. Jangan
seperti itu, gitu-gitu dia kakakmu.
Vita : Alach,,,, biarin aja dia mau
bilang apa aku nggak peduli, udah aku mau pergi dulu. Ayo kita pergi din.
Nandini : Ayo …
Setelah beberapa saat Ani dan Ita datang
ke rumah Fitria.
Ani dan Ita : Assalamualaikum.
Ibu dan
Fitria : Waalaikumsalam.
Fitria : Ada apa kalian kemari ?
Ani : Kami kemari mau ngasih kabar
kalau kak Vita kecelakaan.
Ibu : Apa nak. Kalian nggak
bohong kan.
Ita : nggak bu, kami nggak
bohong.
Ibu : Sekarang Vita ada dimana ?
Ita : Sekarang kak Vita ada di
depan sana bu. Ayo bu kita kesana aja.
Ibu : Ya sudah, ayo…
Setelah Ibu, Fitria, Ani dan Ita
sampe disana, Vita langsung dibawa pulang sama Ibu dan
Fitria.
Vita : Ibu, Vita minta
maaf ya atas perbuatan Vita ke ibu. Vita menyesal telah jahat sama ibu , dan
Fitria kakak minta maaf ya atas kesalahan-kesalahan yang kakak lakuin ke kamu.
Ibu : Ibu sudah
maafin kamu kok, nak.
Fitria : Fitria juga udah
maafin kakak kok.
Vita : Makasih ya bu,
makasih ya Fit.
Ibu : Ya nak.
Fitria : Ya kak.
Sekarang Vita, Fitria dan ibu hidup
bahagia. Demikian Naskah Drama Ibu dan Anak semoga bermanfaat....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar