Awal
Kejadian
Ku tinggalkan selimut ku melangkah membuka candela.
Pagi yang cerah dan sejuk telah menyambutku. Dengan senyum dan semangat aku
melakukan aktivitas seperti biasa.
Sebelum aku berangkat sekolah, aku menyapu halaman rumahku terlebih dahulu, kemudian mandi dan siap-siap untuk sekolah. Setelah selesai
menyapu aku langsung pergi untuk mandi. Setelah itu aku siap-siap untuk
berangkat sekolah, sebelumya aku sarapan terlebih dahulu. Kemudian aku
berangkat sekolah dengan menaiki sepeda. Aku berangkat sekolah tepat jam 05.30
WIB, karena pada hari ini di sekolah ada acara jalan santai untuk memperingati
17 Agustus di Kecamatan Watudandang.
Setibanya di sekolah, dan teman-taman juga telah tiba di
sekolah. Seketika itu ada salah satu guru menyuruh agar anak-anak untuk segera
mengambil sepedanya masing-masing dan langsung berangkat menuju ke Kecamatan
Watudandang.
Swtibanya di sana sepeda di parkirkan di pencucian sebelah
selatannya kecamatan. Semua sudah siap, dan anak-anak juga sudah mendapat
pasangannya masing-masing. Waktu itu pasanganku dengan Ana, teman sekelasku.
Akhirnya, acara jalan santai itu pun di mulai. Sambil
berjalan aku dan Ana berbincang-bincang sesuatu. Setelah tiba di selatannya
pertigaan MTs, aku sudah mulai lelah. Kakiku sudah mulai pegal-pegal. Seketika
itu aku menoleh kea rah barat jalan. Aku mencurigai seorang laki-laki yang
melihatiku tanpa berkedip. Dan orang itu senyam-senyum kepadaku. Aku berusaha
cuek kepada orang itu.
Perjalanan terus aku
lanjutkan, tiba-tiba di tengah perjalanan ada orang yang membagikan kupon. Aku
menyuruh Ana untuk mengambil kupon duluan, kemudian baru aku. Setelah itu, aku
meneruskan perjalananku dengan Ana.
Setelah aku dan Ana sudah merasa sangat-sangat leleh,
akhirnya aku dan Ana belok ke arah barat jalan untuk kembali ke Kecamatan
Watudandang.
Di tengah perjalanan aku dan Ana melihat ada anak dari
sekolah lain yang sedang pacaran. Aku dan Ana heran dan terkejut.
Setelah sekian lama berjalan, kurang sedikit lagi aku dan
Ana tiba di Kecamatan Watudandang.
Akhirnya tiba juga di Kecamatan Watudandang. Kemudian aku
dan Ana bergegas mengumpulkan kupon . Ketika itu, tiba-tiba ada orang laki-laki
aneh tadi, dia tersenyum padaku. Dan aku
membalas senyuman orang itu. Setelah aku mengumpulkan kupon, aku pergi pergi
melihat elektun yang di adakan untuk memeriahkan acara jalan santai.Dan Ana
meninggalkanku sandirian.
Tiba-tiba orang aneh tadi berjalan menghampiriku. Orang itu
mengajakku kenalan. Dan orang itu juga menanyakan tempat tinggalku dan nama
orang tuaku.
Setelah aku dan orang aneh berbincang-bincang, tiba
terdengar suara Hp berbunyi. Ternyata, suara itu berasal dari Hpnya orang itu.
Kemudian. Orang itu melihat Hpnya. Setelah orang itu melihat Hpnya, tiba-tiba
orang itu memberikan kuponnya kepadaku dan orang itu meninggalkanku. Aku lega
banget, akhirnya orang aneh tadi pergi.
Kemudian, ada temanku yang mendekatiku. Ajeng namanya.
Setelah lama melihat elektu, tiba-tiba ada guru MTs yang member tahu supaya
anak-anak kembali ke MTsN Tanjung Tani. Setelah itu aku langsung pergi ke parkiran dan mengambil sepeda.
Setelah aku mengambil sepeda, aku menunggu Ana di pinggir
jalan. Lama sekali aku menunggu Ana. Akhirnya aku kembali ke MTs dendan temanku yang lain.
Yaitu Ajeng.
Setibanya di MTs aku dan Ajeng segera memakirkan sepeda di
parkiran sekolah. Kemudian, aku langsung pergi ke kelas. Setibanya di kelas,
aku terkejut, karena Ana sudah tiba di kelas, dan aku menanyai Ana. Setelah ngobrol sebentar dengan Ana, aku merasa haus.
Kemudian aku pergi ke kantin untuk membeli minum.
Setelah beberapa menit aku kekentin, aku kembali ke kelas,
tiba-tiba bel masuk berbunyi. Waktunya pelajaran.
Setelah beberapa jam mengikuti pelajaran, akhirnya bel
pulang berbunyi. Semua teman-teman gembira begitu pula dengan aku. Aku pulang
bersama temanku Diyah dan Isna.
Setibanya di rumah, aku langsung menceritakan orang aneh
tadi kepada ibuku. Setelah lama aku bercerita sama ibu. Kemudian aku pergi
makan ke dapur untuk makan siang. Setelah makan siang, aku langsung pergi istirahat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar