Peran pendidikan sangant penting dalam kehidupan manusia bahkan tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses kehidupan manusia. Dengan kata lain, kebutuhan manusia terhadap pendidikan bersifat mutlak dalam kehidupan pribadi,
keluarga dan masyarakat, bangsa dan negara.
Jika sistem
pendidikanya berfungsi secara optimal maka akan tercapai kemajuan yang
dicita-citakanya sebaliknya bila proses pendidikan yang dijalankan tidak
berjalan secara baik maka tidak dapat mencapai kemajun yang dicita-citakan.
Betapapun terdapat banyak kritik yang
dilancarkan oleh berbagai kalangan terhadap pendidikan, atau tepatnya terhadap
praktek pendidikan, namun hampir semua pihak sepakat bahwa nasib suatu
komunitas atau suatu bangsa di masa depan sangat bergantung pada kontibusinya
pendidikan. misalnya sangat yakin bahwa pendidikanlah yang dapat memberikan
kontribusi pada kebudayaan di hari esok. Pendapat yang sama juga bisa kita baca
dalam penjelasan Umum Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 20 Tahun 2003
tentang sistem pendidikan Nasional (UU No. 20/2003), yang antara lain
menyatakan: “Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan
merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses
pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat”.
Namun didalam dunia pendidikan sendiri banyak
masalah-masalah pendidikan yang dihadapi di era globalisasi ini. Baik itu
masalah yang bersifat internal maupun eksternal.
Makalah
ini berusaha mengidentifikasi dan memahami permasalahan-permasalahan pendidikan
Islam di era globalisasi. Perlu pula dikemukakan bahwa permasalah pendidikan
yang diuraikan dalam makalah ini terbatas pada permasalahan pendidikan formal.
Namun sebelum menguraikan permasalahan pendidikan islam di era globalisasi,
terlebih dahulu disajikan uraian singkat tentang fungsi pendidikan. Uraian yang
disebut terakhir ini dianggap penting, karena permasalahan pendidikan pada
hakekatnya terkait erat dengan realisasi fungsi pendidikan.
Fungsi Pendidikan Pasal 3 UU No.
20/2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam rumusan pasal 3 UU No. 20/2003 ini
terkandung empat fungsi yang harus diaktualisasikan olen pendidikan, yaitu:
(1) fungsi mengembangkan kemampuan peserta didik,
(2) fungsi membentuk watak bangsa yang bermartabat,
(3) fungsi mengembangkan peradaban bangsa yang
bermartabat, dan
(4) fungsi mencerdaskan kehidupan bangsa.
A. Pengertian Pendidikan Islam dan Globalisasi
a.Pengertian Pendidikan Islam
Secara
umum pendidikan adalah sebagai suatu proses pembentukan kemampuan dasar yang
fundamental, baik menyangkut daya fikir (intelektual) maupun daya perasaan
(emosional). (Fahrur Razy Dalimunte,1999:11). Pendidikan merupakan aktivitas
yang diorientasikan kepada pengembangan individu manusia secara optimal.
Pendidikan Islam adalah suatu proses yang melatih perasaan
murid-murid dengan cara sedemikian rupa sehingga dalam sikap hidup, tindakan,
keputusan dan pendekatan mereka terhadap segala jenis pengetahuan mereka yang
di pengaruhi dengan nilai-nilai spiritual dan sangat sadar akan
nilai-nilai Islam (Syafarudin Siahaan,1999: 12).
Pendidikan Islam juga dapat diartikan suatu sistem
kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba
Allah, sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan
manusia, baik duniawi maupun ukhrawi.
Menurut Hasan Langulungan pengertian ilmu pendidikan Islam
adalah suatu proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peran memindahkan
pengetahuan, dan nilai-nilai islam yang dijelaskan dengan fungsi manusia untuk
beramal di dunia dan memetik hasinya di akhirat. (Hasan Langulungan, 1980:94)
Sedangkan tujuan dari pendidikan Islam itu sendiri adalah
terwujudnya menusia sempurna. Atau manusia bertaqwa kepada Allah SWT. Juga
tujuan dari pendidikan Islam itu ialah menimbulkan pertumbuhan yang
seimbang dari kepribadian total manusia
melalui latihan spiritual dan intelektual, rasional diri. (Fahrur Razy Dalimunte,1999:12)
b.
Pengertian Globalisasi
Menurut bahasa,
global ialah seluruhnya, menyeluruh. Sedangkan globalisasi ialah pengglobalan
secara keseluruhan aspek kehidupan, perwujudan secara menyeluruh disegala aspek
kehidupan. Kemudian pengertian secara luas globalisasi adalah proses
pertumbuhan negara-negara maju (Amerika, Eropa dan Jepang) melakukan ekspansi
besar-besaran. Kemudian berusaha mendominasi dunia dengan kekuatan teknologi,
ilmu pengetahuan, politik, budaya, militer dan ekonomi.
Bila dipelajari lebih jauh, globalisasi membawa pengaruh terhadap
Negara-negara berkembang yang baru terlepas dari belenggu penjajahan, baik
positif maupun negatif. Pengaruh positif dari globalisasi yaitu membantu /
mendorong negara-negara baru berkembang untuk maju secara teknis, serta menjadi
lebih sejahtera secara material. Sedangkan pengaruh negatifnya adalah munculnya
teknokrasi yang sangat berkuasa, didukung oleh alat-alat teknik modern dan
persenjataan yang canggih. Mengapa alat-alat dan teknik yang modern serta
persenjataan menjadi pengaruh negatif. Karena seringkali bagi Negara yang
berkuasa, mereka menyalahgunakan teknologi tersebut, seperti halnya ilmu
pengetahuan, mesin-mesin, pesawat hyper modern yang digunakan/dijadikan
mekanisme operasionalistik yang menghancurkan.
Globalisasi mengandung arti terintegrasinya
kehidupan nasional ke dalam kehidupan global. Dalam bidang ekonomi, misalnya,
globalisasi ekonomi berarti terintegrasinya ekonomi nasional ke dalam ekonomi
dunia atau global. Bila dikaitkan dalam bidang pendidikan, globalisasi
pendidikan berarti terintegrasinya pendidikan nasional ke dalam pendidikan
dunia.
Jadi dapat kita pahami bahwasanya maksud dari pendidikan
Islam di era globalisasi ialah bagaimana pendidikan Islam itu mampu menghadapi
perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan yang penuh dengan tantangan yang
harus dihadapi dengan pendidikan yang lebih baik lagi.
B. Masalah-Masalah Pendidikan Islam
di Era Globalisasi
- Masalah Kualitas Pendidikan
Dewasa ini globalisasi sudah mulai menjadi permasalahan
aktual pendidikan. Permasalahan globalisasi dalam bidang pendidikan terutama
menyangkut output pendidikan. Seperti diketahui, di era globalisasi dewasa ini
telah terjadi pergeseran paradigma tentang keunggulan suatu Negara, dari
keunggulan komparatif (Comperative adventage) kepada keunggulan kompetitif
(competitive advantage). Keunggulam komparatif bertumpu pada kekayaan sumber
daya alam, sementara keunggulan kompetitif bertumpu pada pemilikan sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas artinya dalam konteks pergeseran paradigma
keunggulan tersebut, pendidikan nasional akan menghadapi situasi kompetitif
yang sangat tinggi, karena harus berhadapan dengan kekuatan pendidikan global.
Hal ini berkaitan erat dengan kenyataan bahwa globalisasi justru melahirkan
semangat cosmopolitantisme dimana anak-anak bangsa boleh jadi akan memilih
sekolah-sekolah di luar negeri sebagai tempat pendidikan mereka, terutama jika
kondisi sekolah-sekolah di dalam negeri secara kompetitif under-quality
(berkualitas rendah).
- Permasalahan Profesionalisme Guru
Salah satu komponen penting dalam kegiatan pendidikan dan
proses pembelajaran adalah pendidik atau guru. Betapapun kemajuan taknologi
telah menyediakan berbagai ragam alat bantu untuk meningkatkan efektifitas
proses pembelajaran, namun posisi guru tidak sepenuhnya dapat tergantikan. Itu
artinya guru merupakan variable penting bagi keberhasilan pendidikan.
Menurut Suyanto, “guru memiliki peluang yang amat besar
untuk mengubah kondisi seorang anak dari gelap gulita aksara menjadi seorang
yang pintar dan lancar baca tulis yang kemudian akhirnya ia bisa menjadi tokoh
kebanggaan komunitas dan bangsanya”. Tetapi segera ditambahkan: “guru yang
demikian tentu bukan guru sembarang guru. Ia pasti memiliki profesionalisme
yang tinggi, sehingga bisa “di ditiru”
Itu artinya pekerjaan guru tidak bisa dijadikan sekedar
sebagai usaha sambilan, atau pekerjaan sebagai moon-lighter (usaha objekan).
Namun kenyataan dilapangan menunjukkan adanya guru terlebih terlebih guru
honorer, yang tidak berasal dari pendidikan guru, dan mereka memasuki pekerjaan
sebagai guru tanpa melalui system seleksi profesi. Singkatnya di dunia
pendidikan nasional ada banyak, untuk tidak mengatakan sangat banyak, guru yang
tidak profesioanal. Inilah salah satu permasalahan internal yang harus menjadi
“pekerjaan rumah” bagi pendidikan nasional masa kini.
- Masalah kebudayaan (alkulturasi)
Kebudayaan
yaitu suatu hasil budi daya manusia baik bersifat material maupun mental
spiritual dari bangsa itu sendiri ataupun dari bangsa lain. Suatu perkembangan
kebudayaan dalam abad moderen saat ini adalah tidak dapat terhindar dari
pengaruh kebudayan bangsa lain. Kondisi demikian menyebabkan timbulnya proses
alkulturasi yaitu pertukaran dan saling berbaurnya antara kebudayaan yang satu
dengan yang lainnya. Dari sinilah terdapat tantangan bagi pendidikan-pendidikan
islam yaitu dengan adanya alkulturasi tersebut maka akan mudah masuk pengaruh
negatif bagi kebudayaan, moral dan akhlak anak. Oleh karena itu hal ini
merupakan tantangan bagi pendidikan islam untuk memfilter budaya-budaya yang
negatif yang diakibatkan oleh pengaruh budaya-budaya barat. (Arifin, 1994:42)
4.
4. Permasalahan
Strategi Pembelajara
Menurut Suyanto era globalisasi dewasa ini mempunyai
pengaruh yang sangat signifikan terhadap pola pembelajaran yang mampu
memberdayakan para peserta didik. Tuntutan global telah mengubah paradigma
pembelajaran dari paradigma pembelajaran tradisional ke paradigma pembelajaran
baru. Suyanto menggambarkan paradigma pembelajaran sebagai berpusat pada guru,
menggunakan media tunggal, berlangsung secara terisolasi, interaksi guru-murid
berupa pemberian informasi dan pengajaran berbasis factual atau pengetahuan.
Dewasa ini terdapat tuntutan pergeseran paradigma
pembelajaran dari model tradisional ke arah model baru, namun kenyataannya
menunjukkan praktek pembelajaran lebih banyak menerapkan strategi pembelajaran
tradisional dari pembelajaran baru. Hal ini agaknya berkaitan erat dengan
rendahnya professionalisme guru.
5.
5. Masalah Kemajuan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi
Sebagimana
telah kita sadari bersama bahwa dampak positif dari pada kemajuan teknologi
sampai kini, adalah bersifat fasilitatif (memudahkan). Teknologi menawarkan
berbagai kesantaian dan ketenangan yang semangkin beragam.
Dampak
negatif dari teknologi moderen telah mulai menampakan diri di depan mata kita,
yang pada prinsipnya melemahkan daya mental-spiritual / jiwa yang sedang tumbuh
berkembang dalam berbagai bentuk penampilannya.
Pengaruh negatif dari teknologi elektronik dan informatika dapat
melemahkan fungsi-fungsi kejiwaan lainya seperti kecerdasan pikiran, ingatan,
kemauan dan perasaan (emosi) diperlemah kemampuan aktualnya dengan alat-alat
teknologi-elektronis dan informatika seperti Komputer, foto copy dan
sebagainya.(Arifin,1991,hal: 9 )
Alat-alat
diatas dalam dunia pendidikan memang memiliki dua dampak yaitu dampak
positif dan juga dampak negatif.
Misalnya pada pelajaran bahasa asing anak didik tidak lagi harus mencari
terjemah kata-kata asing dari kamus, tapi sudah bisa lewat komputer penerjemah
atau hanya mengcopy lewat internet. Nah dari sinilah nampak jelas bahwa
pengaruh teknologi dan informasi memiliki dampak positif dan negatif
- Tantangan era globalisasi terhadap pendidikan agama Islam di antaranya, krisis moral. Melalui tayangan acara-acara di media elektronik dan media massa lainnya, yang menyuguhkan pergaulan bebas, sex bebas, konsumsi alkohol dan narkotika, perselingkuhan, pornografi, kekerasan, liar dan lain-lain. Hal ini akan berimbas pada perbuatan negatif generasi muda seperti tawuran, pemerkosaan, hamil di luar nikah, penjambretan, pencopetan, penodongan, pembunuhan oleh pelajar, malas belajar dan tidak punya integritas dan krisis akhlaq lainnya.
- dampak negatif dari era globalisasi adalah krisis kepribadian. Dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di suatu negara yang menyuguhkan kemudahan, kenikmatan dan kemewahan akan menggoda kepribadian seseorang. Nilai kejujuran, kesederhanaan, kesopanan, kepedulian sosial akan terkikis . Untuk ini sangat mutlak diperlukan bekal pendidikan agama, agar kelak dewasa akan tidak menjadi manusia yang berkepribadian rendah, melakuan korupsi, kolusi dan nepotisme , melakukan kejahatan intelektual, merusak alam untuk kepentingan pribadi, menyerang kelompok yang tidak sepaham, percaya perdukunan, menjadi budak setan dan lain-lain. Faktor pendorong adanya tantangan di atas dikarenakan longgarnya pegangan terhadap agama dengan mengedepankan ilmu pengetahuan, kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh kepala rumah tangga yaitu dengan keteladanan dan pembiasaan, derasnya arus informasi budaya negatif global diantaranya, hedonisme, sekulerisme, purnografi dan lain-lain, Selain adanya hambatan akibat dampak negatif era global juga terdapat tantangan pendidikan agama Islam untuk membekali generasi muda mempunyai kesiapan dalam persaingan.
Kesiapan itu Deliar Noer memberikan ilustrasi ciri-ciri manusia
yang hidup di jaman global adalah masyarakat informasi yang merupakan
kelanjutan dari manusia modern dengan sifatnya yang rasional, berorientasi ke
depan, terbuka, menghargai waktu, kreatif, mandiri dan inovatif juga mampu
bersaing serta menguasai berbagai metode dalam memecahkan masalah . Dengan
demikian pendidikan agama Islam dituntut untuk mampu membekali peserta didik
moral, kepribadian, kualitas dan kedewasaan hidup guna menjalani kehidupan
bangsa yang multi cultural, yang sedang dilanda krisis ekonomi agar dapat
hidup damai dalam komunitas dunia di era globalisasi.
- Cara Pandang Masyarakat Terhadap Pendidikan Islam
Kesimpulan
Pendidikan merupakan aktivitas yang diorientasikan kepada
pengembangan individu manusia secara optimal. Berkaitan dengan uraian di atas,
maka perlu dikemukakan disini konsep dasar pendidikan Islam yang mengacu kepada
pengertian dan tujuan pendidikan Islam itu sendiri. Sedangkan tujuan dari
pendidikan Islam itu sendiri adalah terwujudnya menusia sempurna.
Globalisasi mengandung arti
terintegrasinya kehidupan nasional ke dalam kehidupan global. Bila dikaitkan
dalam bidang pendidikan, globalisasi pendidikan berarti terintegrasinya
pendidikan nasional ke dalam pendidikan dunia. Jadi dapat kita pahami bahwasanya maksud dari pendidikan
Islam di era globalisasi ialah bagaimana pendidikan Islam itu mampu menghadapi
perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan yang penuh dengan tantangan yang
harus dihadapi dengan pendidikan yang lebih baik lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar