A.
PENGARUH KAWAN DALAM MEMBENTUK PERILAKU DAN KARAKTER
Seperti telah kita ketahui bersama bahwa pola
pembentukan perilaku manusia berawal dari terbentuknya pikiran, yang
kemudian dikirimkan ke otak untuk di proses sebelum kemudian direpresentasikan menjadi sebuah tindakan dan perilaku. Perilaku yang terus menerus ini berubah menjadi kebiasaan, berlanjut menjadi pembentuk karakter dan sistem keyakinan manusia. Satu hal yang perlu kita perhatikan bahwa karakter terbentuknya pikiran dan menguatnya sebuah informasi menjadi sistem keyakinan dalam pikiran seseorang adalah apa yang sering dilihat, didengar dan dirasakan. Banyak sekali kita menemukan keadaan seseorang berubah sangat tergantung dengan pergaulannya, pembentukan perilaku manusia sangat dipengaruhi juga dengan lingkungan yang ada disekeliling mereka.
Salah satu bagian dari lingkungan yang berpengaruh besar terhadap pembentukan perilaku manusia adalah kawan dan pergaulan. Dengan senantiasa bergaul, melakukan aktifitas bersama-sama, masing-masing orang terus saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya. Sifat alamiah manusia belajar sesuatu memang diciptakan dengan memodel (meniru) dan mengikuti sehingga karakter seseorang bisa jadi adalah “curian” dari lingkungannya.
Pembentukan sistem keyakinannya adalah hasil dari modelingnya atas lingkungan yang direkam oleh VAKGOnya sehingga dengan siapa Anda berkawan maka sangat besar pengaruhnya dalam perubahan pola pikir Anda dan menentukan bagaimana nasib Anda di hari yang akan datang. Misal Anda adalah seorang pemuda yang senang dalam melakukan kebiasaan-kebiasaan positif, konsekuen dan taat dalam menjalankan perintah-perintah agama. Namun Anda memiliki teman-teman yang menghalangi Anda dengan berbagai cara, tentu lebih sulit bagi Anda untuk mewujudkan impian dan cita-cita kebaikan Anda. dan biasanya teman teman yang “membunuh” kebaikan dalam diri Anda memiliki banyak cara yang perlu Anda waspadai.
Misal ketika Anda ingin berkomitmen menjaga ibadah Anda, maka teman yang buruk biasanya akan mengajak Anda untuk berkumpul dan menghabiskan waktu bersama mereka, kadang berjam-jam bahkan Anda tidak menyadari bisa jadi seharian waktu Anda habis sia-sia, bisa dipastikan hidup Anda yang dipenuhi dengan penyesalan dan agan agan untuk menjadi pribadi yang baik.
Seorang pemuda yang datang ke klinik psikoterapi kami berkisah tentang sahabatnya yang sebenarnya adalah lulusan sebuah pondok pesantren yang secara umum diyakini memiliki pemahaman agama yang kuat. Kenyataannya setelah merantau dan masuk kedalam pergaulan dan pertemanan yang salah. Maka hari ini pria itu telah terjerumus pada sebuah perilaku menyimpang yang dikenal dengan kaum gay.
kemudian dikirimkan ke otak untuk di proses sebelum kemudian direpresentasikan menjadi sebuah tindakan dan perilaku. Perilaku yang terus menerus ini berubah menjadi kebiasaan, berlanjut menjadi pembentuk karakter dan sistem keyakinan manusia. Satu hal yang perlu kita perhatikan bahwa karakter terbentuknya pikiran dan menguatnya sebuah informasi menjadi sistem keyakinan dalam pikiran seseorang adalah apa yang sering dilihat, didengar dan dirasakan. Banyak sekali kita menemukan keadaan seseorang berubah sangat tergantung dengan pergaulannya, pembentukan perilaku manusia sangat dipengaruhi juga dengan lingkungan yang ada disekeliling mereka.
Salah satu bagian dari lingkungan yang berpengaruh besar terhadap pembentukan perilaku manusia adalah kawan dan pergaulan. Dengan senantiasa bergaul, melakukan aktifitas bersama-sama, masing-masing orang terus saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya. Sifat alamiah manusia belajar sesuatu memang diciptakan dengan memodel (meniru) dan mengikuti sehingga karakter seseorang bisa jadi adalah “curian” dari lingkungannya.
Pembentukan sistem keyakinannya adalah hasil dari modelingnya atas lingkungan yang direkam oleh VAKGOnya sehingga dengan siapa Anda berkawan maka sangat besar pengaruhnya dalam perubahan pola pikir Anda dan menentukan bagaimana nasib Anda di hari yang akan datang. Misal Anda adalah seorang pemuda yang senang dalam melakukan kebiasaan-kebiasaan positif, konsekuen dan taat dalam menjalankan perintah-perintah agama. Namun Anda memiliki teman-teman yang menghalangi Anda dengan berbagai cara, tentu lebih sulit bagi Anda untuk mewujudkan impian dan cita-cita kebaikan Anda. dan biasanya teman teman yang “membunuh” kebaikan dalam diri Anda memiliki banyak cara yang perlu Anda waspadai.
Misal ketika Anda ingin berkomitmen menjaga ibadah Anda, maka teman yang buruk biasanya akan mengajak Anda untuk berkumpul dan menghabiskan waktu bersama mereka, kadang berjam-jam bahkan Anda tidak menyadari bisa jadi seharian waktu Anda habis sia-sia, bisa dipastikan hidup Anda yang dipenuhi dengan penyesalan dan agan agan untuk menjadi pribadi yang baik.
Seorang pemuda yang datang ke klinik psikoterapi kami berkisah tentang sahabatnya yang sebenarnya adalah lulusan sebuah pondok pesantren yang secara umum diyakini memiliki pemahaman agama yang kuat. Kenyataannya setelah merantau dan masuk kedalam pergaulan dan pertemanan yang salah. Maka hari ini pria itu telah terjerumus pada sebuah perilaku menyimpang yang dikenal dengan kaum gay.
Demikian besar pengaruh lingkungan dan teman dalam menentukan nasib kita. Tentu
Anda juga pernah mengetahui bahkan mengalami sendiri bagaimana besarnya
pengaruh teman terhadap perubahan diri Anda. Pergaulan dan teman teman sangat
mungkin menjadi penghalang seseorang untuk menjadi pribadi yang hidup
berkualitas dan penuh makna. Namun siapapun Anda tentu memiki kekuatan dan
sumber daya untuk mengalahkan dan mengendalikan gangguan-gangguan dari teman
yang bertujuan menjauhkan Anda dari masa depan Anda yang penuh dengan
kebahagiaan. Yang perlu kita tanamkan sebagai kekuatan penghalang dari segala
bentuk gangguan dari pergaulan adalah niat yang kuat, impian yang dahsyat, visi
yang jelas dan langkah yang mantap dalam mewujudkan cita-cita kita.
Misi besar kita dalam hidup ini adalah beribadah dan menjadi khalifah di muka
bumi. Maka tidak ada tempat memohon pertolongan dan tempat berlindung kecuali
kepada Allah. Dan selalu menghadirkan kesadaran kita agar senantiasa aware
dalam berpegang teguh pada agama Allah.
“Barang siapa yang berpegang terguh kepada (agama) Allah maka
sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (Ali Imran :
101)
Jangan pernah memberi kesempatan kepada teman-teman Anda untuk menentukan jalan
hidup Anda. Pastikan Andalah yang senantiasa mepersuasi teman-teman Anda, bukan
Anda yang menjadi korban persuasi dari pergaulan Anda. Senantiasa sadarilah
bahwa waktu Anda mahal. Dan tidak ada yang lebih mahal dari pada kesempatan
hidup yang dianugerahkan Allah pada kita saat ini. Jika nafas ini lepas dari
kerongkongan maka berakhir sudah semuanya. Pastikan tidak ada siapapun teman
dan pergaulan yang bisa mencuri waktu Anda dari kebaikan-kebaikan yang Anda
yakini. Atau Anda akan menyesal karena menanggung kerugian yang abadi. Satu
deting yang lalu tidak akan pernah tergantikan sampai kapanpun.
Hadirkan selalu kesadaran bahwa setiap saat dan detak jantung ini adalah bagian
yang harus dipertanggung jawabkan kelak, tinggalkan semua yang menjauhkan kita
dari Allah. Yakini dalah qalbu kita bahwa siapa yang meninggalkan sesuatu
karena Allah , maka Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik. Dan
dalam dua kebaikan ada kebaikan.
Dulu semasa saya mulai mengenal Islam dan bertekan meninggalkan semua pergaulan
dan teman teman saya yang mengajak saya menyia nyiakan hidup ini. saya sempat
membayangkan jika saya tak berteman dengan merka, siapa lagi yang akan berteman
dengan saya? Namun sangat indah rencana Allah, saat saya berupaya memperbaiki
diri saya, mulai meninggalkan pergaulan dan teman teman lama dengan kebiasaan
buruk saya bersama mereka, setelah itu Allah mengirimkan kedalam hidup saya
sahabat sahabat yang sholih dan hari ini saya bahagia hidup diantara mereka
yang senantiasa mensuanakan hari hari dalam bingkai ibadah. Merekalah sebaik
baik teman sebagai pengganti dari Allah.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENDIDIKAN ANAK
A. Rumah.
Rumah adalah tempat pendidikan pertama kali bagi
seorang anak dan merupakan tempat yang paling berpengaruh terhadap pola hidup
seorang anak. Anak yang hidup di tengah keluarga yang harmonis, yang selalu
melakukan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla, sunah-sunnah Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditegakkan dan terjaga dari kemungkaran, maka ia
akan tumbuh menjadi anak yang taat dan pemberani.
Oleh karena itu, setiap orang tua muslim harus
memperhatikan kondisi rumahnya. Ciptakan suasana yang Islami, tegakkan sunnah,
dan hindarkan dari kemungkaran. Mohonlah pertolongan kepada Allah agar
anak-anak kita menjadi anak-anak yang bertauhid, berakhlak dan beramal sesuai
dengan sunnah Rasulullah serta mengikuti jejak para salafush-shalih.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لاَ تَجْعَلُوْا بُيُوْتُكُمْ مَقَابِرَ , إِنَّ
الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيْهِ سُوْرَةُ
الْبَقَرَةِ .
“Janganlah engkau jadikan rumahmu seperti
kuburan; sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya
surat al-Baqarah”.[6]
Dalam hadits ini, terdapat anjuran untuk
memperbaiki rumah supaya tidak seperti kuburan dan menjadi sarang setan,
sehingga anak-anak yang tumbuh di dalamnya jauh dari Islam, bahkan kemungkaran
setiap saat terjadi di rumahnya dan percekcokan orang tuanya menghiasi
hidupnya, maka tidak disangsikan anak akan tumbuh menjadi anak yang keras dan
kasar.
B. Sekolah.
Sekolah merupakan lingkungan baru bagi anak.
Tempat bertemunya ratusan anak dari berbagai kalangan dan latar belakang yang
berbeda, baik status sosial maupun agamanya. Di sekolah inilah anak akan
terwarnai oleh berbagai corak pendidikan, kepribadian dan kebiasaan, yang
dibawa masing-masing anak dari lingkungan dan kondisi rumah tangga yang
berbeda-beda.
Begitu juga para pengajar berasal dari berbagai
latar belakang pemikiran dan budaya serta kepribadian. Bagaimanakah keadaan
mereka? Apakah memiliki komitmen terhadap aqidah yang lurus? Ataukah sebagai
pengekor budaya dan pemikiran barat yang rusak? Ataukah para pengajar memiliki
pemikiran dan keyakinan yang dibangun berdasarkan nilai agama? Ataukah hanya
sekedar pengajar yang menebarkan racun pemikiran dan budaya busuk, sehingga
menghancurkan anak-anak kita?
Seorang pengajar adalah merupakan figur dan tokoh
yang menjadi panutan anak-anak dalam mengambil semua nilai dan pemikiran tanpa
memilah antara yang baik dengan yang buruk. Karena anak-anak memandang, guru
adalah sosok yang disanjung, didengar dan ditiru, sehingga pengaruh guru sangat
besar terhadap kepribadian dan pemikiran anak. Oleh sebab itu, seorang pengajar
harus membekali diri dengan ilmu dîn (agama) yang Shahîh sesuai dengan
pemahaman Salafush-Shalih dan akhlak yang mulia, serta rasa sayang kepada anak
didik.
Dan tidak kalah penting, dalam membentuk
kepribadian anak di sekolah, adalah kurikulum pendidikan. Apakah kurikulum
tersebut berasal dari manhaj Islam, sehingga dapat mendukung untuk menegakkan
ajaran Allah, sunnah Rasul dan ajaran Salafus-Shalih? Ataukah hanya sekedar
menegakkan nilai dan wawasan kebangsaan, semangat nasionalisme dan kesukuan?
C. Media Elektronik dan Cetak.
Kedua media ini sangat berpengaruh terhadap
pendidikan, tingkah laku dan kepribadian anak. Kalau orang tua tidak
berhati-hati dan waspada terhadap kedua media ini, maka tidak jarang anak-anak
akan tumbuh menjadi anak sebagai mana yang ia peroleh dari kedua media ini.
1. Radio dan Televisi
Dunia telah terbuka lebar bagi kita, dan dunia
pun sudah berada di hadapan kita, bahkan di depan mata kita melalui beragam
chenel TV. Sarana-sarana informasi, baik melalui beragam radio dan televisi
memiliki pengaruh yang sangat berbahaya dalam merusak pendidikan anak.
Dari sisi lain, radio dan televisi sebagai sumber
berita, wahana penebar wacana baru, menimba ilmu pengetahuan dan menanamkan
pola pikir pada anak. Namun kedua media itu juga menjadi sarana efektif dan
senjata pemusnah massal para musuh Islam untuk menghancurkan nilai-nilai dasar
Islam dan kepribadian islami pada generasi muda, karena para musuh selalu
membuat rencana dan strategi untuk menghancurkan para pemuda Islam, baik secara
sembunyi maupun terang-terangan.
Dalam kitab Protokolat, para pemuka Yahudi
menyatakan, bila orang Yahudi hendak memiliki negara Yahudi Raya, maka mereka
harus mampu merusak generasi muda. Oleh karena itu, mereka sangat
bersungguh-sungguh dalam menjerat generasi muda, terutama anak-anak. Mereka
berhasil menebarkan racun kepada generasi muda dan anak-anak melalui tayangan
film-film horor atau mistik yang mengandung unsur kekufuran dan kesyirikan.
Tujuannya, ialah untuk menanamkan keyakinan dan pemikiran yang rusak pada para
pemuda dan anak-anak. Misalnya, seperti film-film yang berjudul atau bertema
Manusia Raksasa, Satria Baja Hitam, Xena, Spiderman. Atau seperti halnya
film-film Nusantara yang kental dengan nilai-nilai yang merusak moral dan
lain-lain. Atau film dunia hewan, seperti Ninja Hatori dan Pokemon. Atau film
peperangan antara makhluk luar angkasa dengan penduduk bumi, atau manusia
planet yang menampilkan orang-orang telanjang yang tidak menutup aurat dan
mengajak anak-anak untuk hidup penuh romantis atau berduaan antara wanita dan
laki-laki yang bukan mahram, atau melegalisasi perbuatan zina sehingga mereka
melakukan zina dengan mudah, gampang dan bukan suatu aib, serta tidak perlu
dihukum; bahkan dalam pandangan mereka orang yang mampu merebut wanita dari
tangan orang lain dianggapnya sebagai pahlawan. Lebih parah lagi, film-film
sejenis itu banyak ditanyangkan dan cukup banyak diminati oleh kalangan muda
dan orang dewasa.
Acara televisi seperti itu sangat berbahaya. Ia
dapat menghancurkan kepribadian dan akhlak anak, serta merobohkan sendi-sendi
aqidah yang telah tertanam kokoh, sehingga para pemuda menjadi generasi yang
labil dan lemah, tidak memiliki kepribadian.
Ada seorang dokter yang kini aktif di salah satu
yayasan. Di salah satu stasiun televisi, dia bercerita bahwa dirinya mulai
mencoba merokok sejak kelas 4 SD, kemudian minum minuman keras, menghisap
ganja, dan itu terus berlangsung hingga saat kuliah di kedokteran dengan kadar
semakin besar. Yang menarik disini, ternyata yang menjadi motivasi sang dokter
ini melakukan hal itu, karena ia ingin meniru gaya yang ditampilkan di dalam
film koboi, bahwa seorang tokoh koboi kelihatan gagah berani dengan menenggak
minuman keras. Sang dokter juga mengatakan, selama melakukan hal itu tidak ada
yang memberi pengajaran atau pun mengingatkannya. Oleh karena itu, orang tua
harus berhati-hati dan waspada terhadap bahaya televisi.
2. Internet.
Dari hari ke hari, semakin nampak jurang pemisah
antara peradaban barat dan fitrah manusia. Setiap orang yang menggunakan hati
kecil dan pendengarannya dengan baik, pasti ia akan menyaksikan, betapa budaya
barat telah merobek dan mencabik-cabik nilai kemanusiaan, seperti dalam hal
internet. Media ini telah menyumbangkan dampak negatif, sebab bahaya yang
timbul dari internet lebih banyak daripada manfaatnya. Bahkan media ini sudah
mengenyampingkan nilai kemuliaan dan kesucian dalam kamus kehidupan manusia.
Misalnya, ada suatu situs khusus yang menampilkan
berbagai gambar porno, sehingga dapat menjerat setiap muda mudi dengan berbagai
macam perbuatan keji dan kotor. Akibat yang ditimbulkan ialah kehancuran.
Inilah perang pemikiran yang paling dahsyat dan
berbahaya yang dicanangkan Yahudi untuk menghancurkan nilai Islam dan generasi
muslim. Banyak negara-negara Eropa dan Arab merasa sangat terganggu dan
mengalami berbagai kenyataan pahit akibat kehadiran media internet ini.
Wahai para pendidik, jagalah anak-anakmu dari
bahaya racun media tersebut!
3. Telepon.
Manfaat telepon pada zaman sekarang ini tidak diragukan
lagi, dan bahkan telepon telah mampu menjadikan waktu semakin efektif,
informasi semakin cepat dan berbagai macam usaha ataupun pekerjaan mampu
diselesaikan dalam waktu sangat singkat. Dalam beberapa detik saja, anda mampu
menjangkau seluruh belahan dunia. Namun sangat disayangkan, ternyata kenikmatan
tersebut berubah menjadi petaka dan bencana yang menghancurkan rumah tangga
umat Islam.
Telepon, jika tidak digunakan sesuai dengan
manfaatnya, maka tidak jarang justru akan menimbulkan bencana yang besar bagi
keluarga muslim. Seringkali kejahatan menimpa keluarga muslim berawal dari
telepon, baik berupa penipuan, pembunuhan, maupun perzinaan. Dan yang sering
terjadi, baik pada remaja maupun orang dewasa, yaitu hubungan yang diharamkan
bermula dari telepon. Karena dengan telepon, kapan saja hubungan bisa terjalin
dengan mudah; apalagi sekarang, alat ini semakin canggih dan biayapun semakin
murah.
Ada sebuah kisah nyata, seorang gadis belia
menyerahkan kehormatannya kepada seorang laki-laki yang haram untuknya karena
telepon. Awalnya, dari saling berbicara kemudian mengikat janji untuk bertemu,
dan akhirnya perbuatan keji terjadi. Akhirnya, siapakah yang nanggung derita?
Banyak juga terjadi, seorang ibu rumah tangga atau kepala rumah tangga
berselingkuh berawal dari telepon, wa iyyadzubillah.
Oleh karena itu, kita harus waspada terhadap
bahaya yang ditimbulkan oleh pesawat ini. Gunakan telepon dengan semestinya.
Hindari penggunaan yang tidak penting, disamping menghemat biaya juga terhindar
dari bahaya. Dan yang perlu diwaspadai, telepon dengan lawan jenis, baik
seorang murid dengan gurunya, atau seorang thalabul ‘ilmi dengan ustadz,
apalagi di antara para remaja putra maupun putri; karena setan tidak akan
membiarkan kalian selamat dari jeratannya. Allahu musta’an.
4. Majalah dan Cerpen Anak
Majalah dan buku-buku cerita sangat berperan
penting dalam membentuk pola pikir dan ideologi anak. Sementara itu, majalah
anak yang beredar di negeri kita, baik majalah anak-anak maupun majalah remaja,
isinya sangat jauh dari nilai-nilai Islam. Yang banyak ditonjolkan adalah
syahwat dan hidup konsumtif. Ironisnya, media ini banyak dijadikan sebagai
rujukan oleh anak-anak dan para remaja kita.
Pengaruh majalah tersebut sangat besar dalam
mempengaruhi generasi muda, sehingga banyak kita temui gaya hidup dan pola
pikir mereka meniru dengan yang mereka dapatkan dari majalah yang kebanyakan
pijakannya diambil dari budaya orang-orang kafir.
Padahal Al-Qur`an yang mulia, banyak memuat
cerita-cerita, seperti kisah tentang sapi Bani Israil, kisah tentang
Ashabul-Kahfi dan pemilik kebun dalam surat al-Kahfi, kisah pertarungan antara
kekuatan hak dengan batil, dan kisah-kisah umat-umat zaman dahulu yang diberi
sanksi Allah akibat pelanggaran mereka terhadap perintah-Nya, serta seluruh kisah-kisah
para nabi dan rasul. Disamping itu, masih banyak kisah-kisah yang benar dari
as-Sunnah untuk menanamkan keteladanan para sahabat dan umat sebelumnya.
Oleh sebab itu, majalah dan buku-buku cerita
memiliki peran yang sangat urgen, memiliki pengaruh sangat signifikan dalam
membentuk pola pikir dan tingkah laku serta pendidikan anak. Anak-anak sangat
gemar dan tertarik dengan berbagai kisah, karena kisah mengandung daya tarik,
hiburan, lelucon, kepahlawanan, amanah, dan kesatriaan.
5. Komik dan Novel.
Komik banyak digandrungi oleh anak-anak kecil
atau remaja, bahkan orang dewasa. Namun bacaan ini, sekarang banyak memuat
gambar-gambar yang tidak sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan anak.
Begitu pula novel, rata-rata berisi percintaan, dongeng palsu, cerita
legendaris, penuh dengan muatan syirik dan kekufuran, serta cerita romantika
picisan.
D. Teman dan Sahabat.
Teman memiliki peran dan pengaruh besar dalam
pendidikan, sebab teman mampu membentuk prinsip dan pemahaman yang tidak bisa
dilakukan kedua orang tua. Oleh sebab itu, Al-Qur`ân dan as-Sunnah sangat
menaruh perhatian dalam masalah persahabatan.
Allah berfirman, yang artinya: “Dan bersabarlah
kamu bersama-sama orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari
dengan mengharap keridhaan-Nya”. [al-Kahfi/18:28].
Allah berfirman, yang artinya: “Kecelakaan
besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman
akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur`an ketika
Al-Qur`an itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong
manusia”. [al-Furqân/25:28-29].
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
الرَّجُلُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ فَلْيَنْظُرْ
أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلْ
“Seseorang tergantung agama temannya, maka
hendaklah seorang di antara kalian melihat teman bergaulnya”.[7]
Dari Abu Musa al-Asy’ari, ia bersabda:
إِنَّمَا مَثَلُ الْجَلِيْسِ الصَّالِحِ
وِالْجَلِيْسِ السُّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِحِ الْكِيْرِ فَحَامِلُ
الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ
تَجِدَ مِنْهُ رِيْحًا طَيِّبَةً, وَنَافِحُ الْكِيْرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ
ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيْحًا مُنْتِنَةً
“Sesungguhnya, perumpamaan teman baik dengan
teman buruk, seperti penjual minyak wangi dan pandai besi; adapun penjual
minyak, maka kamu mendapatkan olesan atau membeli darinya atau mendapatkan
aromanya; dan adapun pandai besi, maka boleh jadi ia akan membakar pakaianmu
atau engkau menemukan bau anyir”.[8]
Sahabat memberi pengaruh dan mewarnai perilaku
temannya, seperti kata Imam Syafi’i dalam syairnya:
Saya mencintai orang-orang shalih walaupun aku
tidak seperti mereka.
Semoga dengan mencintai mereka aku mendapatkan
syafaat-Nya.
Aku membenci seseorang karena kemaksiatannya,
meskipun kami dalam hal perbelakan hampir sama.
Wahai para pendidik, pilihkan untuk anak-anakmu
teman yang baik sebagaimana engkau memilihkan untuk mereka makanan dan pakaian
yang terbaik.
E. Jalanan.
Jalanan tempat bermain dan lalu lalang anak-anak
terdapat banyak manusia dengan berbagai macam perangai, pemikiran, latar
belakang sosial dan pendidikan. Dengan beragam latar belakang, mereka sangat
membahayakan proses pendidikan anak, karena anak belum memiliki filter untuk
menyaring mana yang baik dan mana yang buruk.
Di sela-sela bermain, anak akan mengambil dan
meniru perangai serta tingkah laku temannya atau orang yang sedang lewat;
sehingga terkadang mampu merubah pemikiran lurus menjadi rusak, apalagi mereka
mempunyai kebiasaan rusak, misalnya perokok, pemabuk dan pecandu narkoba; maka
mereka lebih cepat menebarkan kerusakan di tengah pergaulan anak-anak dan
remaja.
F. Pembantu dan Tetangga.
Para pembantu memiliki peran cukup signifikan
dalam pendidikan anak, karena pembantu mempunyai waktu yang relatif lama
tinggal bersama anak, terutama pada usia balita. Sedangkan pada fase tersebut,
anak sangat sensitif dari berbagai macam pengaruh. Pada masa usia itu merupakan
masa awal pembentukan pemikiran dan aqidah, serta emosional. Begitu juga
tetangga, mereka bisa membawa pengaruh, karena anak-anak kita kadang harus
bermain ke rumahnya.
Waspadalah, wahai kaum muslimin! Jagalah
anak-anak kalian dari semua pengaruh yang bisa merusak pendidikkan anak-anak
kalian. Bekali mereka dengan aqidah yang shahih dan akhlak mulia. Ajarkan
kepada mereka sirah Nabi n dan perjalanan hidup para ulama. Tanamkan pula
kesabaran dalam menunaikan segala kewajiban yang diperintahkan Allah, dan kesabaran
dalam meninggalkan apa yang dilarang Allah. Jangan biarkan anak-anak kita
terpengaruh oleh tingkah laku dan perangai orang-orang yang rusak dan jahat;
yang dengan sengaja membuat strategi dan tipu daya untuk menghancurkan generasi
umat Islam.
Pengaruh media televisi sangat
dahsyat terhadap pembentukan mental masyarakat serta ikut mempengaruhi bahkan
menciptakan persepsi, agitasi, propaganda terhadap opini publik. Sejak kehadirannya
di Indonesia pada tahun 90-an televisi swasta telah membentuk budaya dari efek
visualisasi dan narasi. Lebih ironis bahwa sebagian besar masyarakat kita entah
pendidikannya rendah maupun kaum terpelajar terseret arus dan percaya oleh
cerita di sebagian besar sinetron dan infotainment yang lebih bersifat
materialis, hedonis, pragmatis dan jelas mengada-ada. Bagaimana hal ini bisa
terjadi dan mewabah menjadi virus pada masyarakat kita, mengapa? Sebetulnya apa
yang dibawa televisi dan bagaimana seharusnya itu disikapi. Efektivitas Media
Televisi Benar faktanya jika media visual secara aktif ikut andil di dalam
transformasi budaya bangsa. Paling tidak ada beberapa factor yang sedikit
banyak menjadi stimulan. Pertama, jika dilacak lebih jauh banyak masyarakt kita
menjadikan kehadiran televisi manjadi alternative pertama untuk membantu
mengasuh disela-sela kesibukan orangtua. Berarti televisi ( lihat: televise)
menjadi "ibu kedua" karena secara psikologis pengaruhnya sangat cepat
diterima oleh anak. Kedua, lewat kekuatan yang dimiliki dalam media televisi
proses "agitasi dan propaganda" dengan cepat mengubah pola pikir
serta opini publik, merombak sikap mental dan tatanan masyarakat relatif lebih
mudah.
1 komentar:
Ketika Rasulullah Saw. menantang berbagai keyakinan bathil dan pemikiran rusak kaum musyrikin Mekkah dengan Islam, Beliau dan para Sahabat ra. menghadapi kesukaran dari tangan-tangan kuffar. Tapi Beliau menjalani berbagai kesulitan itu dengan keteguhan dan meneruskan pekerjaannya.
Posting Komentar