Ads 468x60px

Senin, 05 Maret 2012

Perekonomian Provinsi Papua Barat



Perekonomian Provinsi Papua Barat selama tahun 2005 menunjukkan pertumbuhan yang positif apabila dibandingkan pada tahun 2004. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar sektor yang mengalami pertumbuhan yang sangat cepat. Pada tahun 2005, besaran nilai PDRB atas dasar harga berlaku yang tercipta sebesar 7,9 triliun rupiah mengalami peningkatan dari tahun 2004 yang sebesar 6,57 triliun rupiah. Pada tahun 2005, nilai PDRB atas dasar harga konstan 2000 sebesar 5,3 triliun rupiah mengalami peningkatan dari tahun 2004 yang besarnya 4,97 triliun rupiah. Sektor Pertanian di Provinsi Papua Barat didominasi dari subsektor Kehutanan dan Perikanan mampu memberikan sumbangan nilai tambah yang cukup besar bagi perekonomiannya.  Hasil sektor pertanian sangat besar pengaruhnya terhadap penciptaan nilai tambah PDRB Provinsi Papua Barat, walaupun sejak tahun 2001 peranannya terus mengalami penurunan hingga sebesar 27,24 persen pada tahun 2005.Sektor Industri pengolahan menempati urutan kedua dalam sumbangannya terhadap perekonomian Papua Barat yaitu sebesar 19,99 persen.  Jika dilihat dari sub sektornya, peningkatan nilai tambah pada sub sektor industri migas sangat mempengaruhi adanya peningkatan pada sektor industri pengolahan dengan peranan sebesar 12,83 persen.
Sektor pertambangan dan penggalian menempati urutan ketiga pembentuk PDRB Provinsi Papua Barat dengan peranan sebesar 19,34 persen, mengalami peningkatan apabila  dibandingkan pada tahun 2003 yang besarnya 18,42 persen.  Sub sektor migas yang sangat berpengaruh terhadap naik turunnya peranan sektor pertambangan dan penggalian memiliki peranan tertinggi dibandingkan dengan sub sektor-sub sektor pada sektor lainnya yaitu sebesar 18,63 persen. Sektor perdagangan, Hotel dan Restauran merupakan penyumbang berikut dalam pembentukan PDRB Provinsi Papua Barat.  Peranan sektor ini pada tahun 2005 sebesar 9,73 persen sedikit mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan tahun 2003 yang besarnya 10,01 persen.
Jika diamati sektor-sektor yang membentuk pertumbuhan ekonomi di Provinsi Papua Barat maka dapat diketahui sektor yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tahun 2005 adalah sektor jasa yaitu sebesar 13,19 persen, mengalami peningkatan dari tahun 2004 yang besarnya 7,61 persen.  Pertumbuhan ekonomi kedua pada tahun 2005 adalah sektor angkutan dan komunikasi sebesar 12,75 persen, meningkat dari tahun 2004 sebesar 10,13 persen. Diurutan ketiga adalah sektor bangunan sebesar 12,33 persen meningkat dari tahun 2004 yang tumbuh sebesar 6,26 persen.Sampai dengan tahun 2004 PDRB berdasarkan harga berlaku menurut kabupaten menempatkan Kabupaten Sorong diurutan pertama dengan besaran 2,52 triliun meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 1,96 triliun.  Sedangkan Kabupaten Teluk Wondama merupakan kabupaten dengan PDRB terkecil berdasarkan harga berlaku yaitu 111 milyar pada tahun 2004 atau meningkat dari sebelumnya 97 milyar di Tahun 2003.
Angkatan Kerja
Dalam proses perubahan menuju struktur dalam masyarakat yang lebih modern, profil ketenagakerjaan Provinsi Papua Barat menunjukkan tanda-tanda terjadinya proses tranformasi tenaga kerja dari sektor-sektor subsistensi ke sektor-sektor modern.  Hal ini dapat dilihat dari Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Provinsi Papua Barat Tahun 2005 sebesar 72 persen yang berarti ada sekitar 72,08 persen penduduk usia kerja yang selektif secara ekonomi.  Jika dilihat berdasarkan gender antara laki-laki dan perempuan, TPAK laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan, yaitu 90,37 persen TPAK laki-laki sedangkan TPAK perempuan sebesar 51,88 persen.Tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Papua Barat dapat digolongkan rendah yaitu sebesar 11,14 persen.  Hal ini berarti dari 100 penduduk yang termasuk angkatan kerja secara rata-rata ada 11 orang diantaranya adalah pencari kerja (pengangguran).  Sehingga Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) di Provinsi Papua Barat sebesar 88,86 persen, yang berarti dari 100 angkatan kerja ada sekitar 88 orang sudah bekerja.  Jika digolongkan berdasarkan jenis pendidikan maka angkatan kerja yang terserap di Provinsi Papua Barat paling banyak ada ditingkat pendidikan SD sebesar 123.460.  hal ini menunjukkan masih rendahnya kualitas SDM yang ada di provinsi Papua Barat.
EKONOMI, INVESTASI & WISATA PROVINSI PAPUA BARAT

Provinsi Irian Jaya Barat merupakan provinsi hasil pemekaran Provinsi Papua menurut letak geografisnya di sebelah utara berbatasan langsung dengan Samudera Pasifik, sebelah selatan berbatasan dengan Laut Banda, sebelah barat berbatasan dengan Laut Seram dan sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Papua. Adapun Luas wilayah provinsi ini sekitar 115.363,50 Km² yang dihuni oleh 651.958 jiwa (tahun 2...006) dengan rata-rata kepadatan penduduknya 6 jiwa per Km². Secara administratif, Irian Jaya Barat terbagi menjadi 8 (delapan) kabupaten dan 1 (satu) kota, yaitu Kabupaten Fak-Fak, Kaimana, Teluk Wondama, Teluk Bintuni, Manokwari, Sorong Selatan, Sorong, Raja Ampat dan Kota Sorong dengan Manokwari sebagai
ibukota provinsi.
Tahun 2005 tercatat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Irian Jaya Barat berdasarkan harga konstan mencapai Rp. 5,3 triliun, dengan kontribusi terbesar dari sektor pertanian dengan Rp. 1,58 triliun atau sekitar 29,7% dari total PDRB, kemudian sektor pertambangan sebesar 1,1 triliun atau sekitar 20,7% dan sektor industri pengolahan sebesar 747,97 miliar atau sekitar 14,1% dari total PDRB. Perkembangan PDRB provinsi ini dapat dilihat pada Grafik di samping.
Provinsi Irian Jaya Barat memiliki beberapa komoditi unggulan untuk sektor pertanian meliputi ubi kayu, kelapa, kelapa sawit, kopi, kakao dan padi. Disamping itu perikanan tangkap juga menjadi salah satu unggulan yang dimiliki oleh Provinsi Irian Jaya Barat. Untuk sub sektor perikanan tangkap, total kapasitas produksi pada
tahun 2005 mencapai 87.672 ton.

Untuk menunjang kegiatan perekonomian, Provinsi Irian Jaya Barat memiliki sebuah kawasan industri yaitu Kawasan Industri Arar. Perekonomian di provinsi ini juga ditunjang oleh 21 (dua puluh satu) pelabuhan, antara lain Pelabuhan Fak-Fak, Bomberai, Kokas, Seget, Sailoto, Ransiki, Oransberi, Saukorem, Sorong I, Sorong II, Teminabuan, Inawatan, Bintuni, Babo, Kabare , Wasior, Windesi, Kaimana, Saunek, Fataniap, dan Waigama. Selain pelabuhan, provinsi ini juga memiliki 12 (dua belas) bandar udara antara lain Bandara Torea di Fak-Fak dengan panjang landasan 660 Km, Ijahabra di Sorong (500 Km), Rendani di Manokwari (1.850 Km), Kebar di Manokwari (990 Km), Jefman di Sorong (1.650 Km), Inanwatan (600 Km), Ayamasi (600 Km) Kambuaya (600 Km) di Sorong Selatan, Bintuni (650 Km), Babo (1.300 Km) di Teluk Bintuni, Waisor (600 Km) di Teluk Wondama dan Bandar Udara Utarom (1.600 Km) di Kaimana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika Artikel Forum Komunitas Ilmu Bermanfaat Untuk Anda Silahkan Masukkan Email Valid Anda Untuk Medapat Update Terbaru Dari Kami Terimakasih

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner


Tukar link atau disebut Link Exchange adalah untuk memper,erat tali persaudaraan diantara sesama blogger karna itulah jika sobat blogger ada yang  ingin Tukar Link dengan Forum Komunitas Ilmu silahkan anda copy Link kami dibawah ini:


Link Forum Komunitas Ilmu

Banner Forum Komunitas Ilmu
Photobucket


Dimohon perhatianya kalau anda pasang link saya disidebar saya juga pasang disidebar tapi......!kalau anda pasang di postingan saya juga pasang dipostingan sebelumnya minta maaf dan terima kasih.
NB:kalau link saya anda hapus link anda juga saya hapus.

Link Sahabat Blogger